What Can I Do?

setahun? 4 tahun? atau.. 8 tahun?
entahlah. aku tak memikirkan itu.
lama sudah kita bersama
berpegang pada tali persahabatan
membuat simpul tanpa akhir, namun dengan tujuan,
yang kupikir tak akan mampu melawan arus deras rintangan kehidupan

tapi kau masih setia
ketika kaki ini sudah tak mampu membuat jejak
bahkan berdiri pun aku tak dapat.
ketika mulut ini lelah kehabisan kata
bercerita mengenai persoalaan jiwa
kau sudah selalu tau apa yang ingin kukatakan
kau menenangkan, kau menyenangkan

pernah suatu waktu, rintangan datang
semakin besar, besar, hingga..
aku lelah
kemudian terjatuh
tak dapat mengenali mana teman mana lawan
hidupku hancur
gelap
tak ada seberkas cahaya
ataupun setitik harapan
di ujung sana

ya.
semua sirna, semua padam
aku pikir semua pergi, dan menghilang bagai ditelan bumi 
nyatanya aku yang pergi, salah seorang bilang begitu

 sudahlah, tak perlu bertengkar
setidaknya saat ini aku sadar
semua masih bersamaku
keluarga masih bersamaku
dan Allah masih setia bersamaku
dan kau? masih setia bersamaku pula?
menungguku walau aku sudah terjatuh dan terkubur?
lusuh, seperti ini?
tidak, bahkan tak bernyawa.
kau masih setia bersamaku?
tak percaya.
namun rasa itu tak lebih besar daripada rasa bersalahku
rasa ingin kembali dan mengulang semua memori
tapi tidak mungkin.
seindah apapun memori kita, tak akan mampu terulang.
dan menyadari bahwa suatu memori tak dapat terulang,
rasanya lebih sakit daripada sekedar mengingatnya.

jujur saja, kau tidak sadar saat:
   kau menghibur ketika aku sedih
   mengingatkan ketika aku senang
   dan kau ulurkan tangamu ketika aku jatuh
   ...jatuh?
   bahkan kau mengobarkan api semangat untuk bangkit
kau menghembuskan angin segar bagi jiwaku yang telah mati

sa...habat?
itu kan gelar yang kuberikan padamu?
indah? seperti hatimu

candaan, omelan, nasihat,
kau, layaknya orang yang serba tahu
kebaikan dan ketulusan hati,
perhatian, adalah bentuk dari rasa sayang,
itulah yang selalu kuingat darimu
senyum di saat seharusnya kau sedih,
kau sekuat apa sih?
menangislah. menagislah.

sahabat, masih adakah aku di hatimu?
mengisi relung kosong jiwamu?
berdesir di setiap aliran darahmu?
berdegup seirama detak jantungmu?
mengayun di setiap langkahmu?
dan terbang bersama impian dan harapan kita?
masihkah aku di sana?
aku tak berharap lebih, kecuali persahabatan ini
yang telah terjalin lama
dan kuharap selamanya
semoga persahabatan kita tetap utuh terjaga
kuat diterpa rintangan apapun
dan selalu dalam ridho-Nya,
amin

maafkan aku
karena pernah salah memilih, dan salah memihak
satu hal yang harus kau tau
aku menyangimu karena Allah
janji kita tidak akan pergi dan menghilang lagi
dan biarkan Allah yang menjaga dan melindungimu
satu hal lagi,
izinkan aku menyayangimu lagi,
hingga raga ini sudah tak bernyawa



ditulis dan dipersembahkan dengan segenap hati kepada sahabat, teman dekatku: putri, ni'mah, vio, madinar, syahidah, abdil, amel, dan nazlah. dimanapun mereka berada saat ini. aku rindu kalian. :)

0 komentar:

Posting Komentar

2020 © Hak Milik Alfira Nur Hanifah. Diberdayakan oleh Blogger.
 
Diary Onlen Blog Design by Ipietoon